anime mana paling kau suka??

PERGOLAKAN DI MESIR


PERGOLAKAN DI MESIR
Sebab  :
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kairo turut membantu seorang pembangkang muda untuk menghadiri sebuah konferensi yang didukung AS di New York. Kedutaan Besar AS di Kairo juga dilaporkan menjaga kerahasiaan identitas pembangkang itu dari kepolisian Mesir.
Saat dalam perjalanan pulang ke Kairo pada Desember 2008, aktivis Mesir ini menjelaskan kepada beberapa diplomat AS bahwa sebuah aliansi kelompok oposisi telah menyusun rencana untuk menggulingkan Presiden Hosni Mubarak dan mendirikan pemerintahan yang demokratis di Mesir pada tahun 2011.
Pembangkang tersebut telah diringkus oleh personel keamanan Mesir sehubungan dengan keterlibatannya dalam beberapa aksi unjuk rasa. Identitas aktivis ini juga masih dijaga kerahasiaannya oleh The Daily Telegraph.
Krisis politik bergejolak di Mesir setelah berlangsung aksi penggulingan kekuasaan Presiden Tunisia  Zine al-Abedine Ben Ali yang telah melarikan diri dari negaranya menyusul meluasnya aksi unjuk rasa menuntut pengunduran dirinya.
Kenapa Mesir bergolak – semua sudah maklum Hosni Mubarak terlalu lama memerintah dan yg paling menyakitkan hati rakyat Mesir Hosni Mubarak menghalang talian hayat atau bantuan penduduk Palestin dimana pintu sempadan ditutup dan bekalan makanan disekat.
Bila terjadi revolusi begini, Ikhwan Muslimin (Persaudaraan orang-orang Muslim) yang antikerajaan menuntut supaya Hosni Mubarak melepaskan jawatan dengan segera yakni berundur. Dari kajian yang dibuat pengasas Ikhwan Muslimin ialah Hasan Al Bana yang menghafal 30juz AlQuran semasa berumur 20tahun.. Beliau dibunuh kejam terkena 7 (tujuh) tembakan dengan cara tipu muslihat oleh Regim Mesir pada zaman pemerintahan Raja Farouk sekitar tahun 1949. Hasan Al-Bana adalah seorang Imam yang agung.
Semasa Hasan Al-Bana kesakitan ditembak, pihak tentera tidak
dibenarkan membantu dan merawat beliau sehingga Hasan Al-Bana meninggal kerana tumpahan darah yang banyak.
Lebih teruk lagi tiada sesiapa pun dibenar menguruskan jenazah beliau
Photobucket
~Sayu kalau kita fikirkan seorang Imam dibiarkan mati begitu sahaja.~
Ayah beliau yang tua berumur 90 tahun sahaja yang dibenarkan menguruskan jenazah anaknya bersama 3 orang anak perempuan.
Kezaliman yang berlaku ke atas Hasan Al-Bana tidak patut berlaku di negara cendekiawan itu.


Akibat :
PETAKA politik di Tunisia dan Mesir serta keresahan yang merambat di beberapa negara di kawasan Arab ternyata diawali sejumlah masalah dasar. Salah satunya, krisis pangan di berbagai tempat di wilayah itu. Warga sulit mendapatkan harga pangan yang murah. Harga pangan terus melambung. Kasus di wilayah ini menjadi perhatian dunia karena menjadi contoh awal dampak krisis pangan tahun ini.
Meski pergolakan politik di Tunisia dipicu kasus penempelengan pedagang buah, Mohammed Bouazizi (26), pada 17 Desember tahun lalu oleh seorang polisi, banyak analis menyebutkan bahwa krisis pangan di negara itu menjadi salah satu penyebab kejatuhan rezim Zine al-Abidine Ben Ali.
Sebelum peristiwa itu, rakyat Tunisia marah karena beratnya masalah pengangguran dan tingginya harga pangan. Jumlah penganggur dilaporkan mencapai 14 persen dari usia kerja.
Adapun krisis pangan di Tunisia telah membuat rakyatnya menderita karena harga pangan naik 20-30 persen pada minggu pertama Januari. Krisis pangan dilaporkan akibat musim tanam yang buruk, sementara permintaan terus meningkat. Akses untuk mendapatkan pangan di pasar dunia juga makin sulit.
Kerusuhan akibat krisis pangan juga dilaporkan terjadi di Aljazair. Pengumuman kenaikan harga pangan telah menyebabkan protes besar-besaran di negara tersebut. Pekerja kereta api dan mahasiswa melakukan aksi turun ke jalan. Beberapa tempat, seperti bank, kantor polisi, dan kantor pemerintah, diserang massa. Kerusuhan di Aljazair reda menyusul pemangkasan pajak pangan hingga 41 persen.
Di Amman, Jordania, ribuan warga berunjuk rasa menyusul kenaikan harga pangan. Pada pertengahan Januari lalu, mereka juga menuntut penurunan perdana menteri. Di Sudan selatan, unjuk rasa juga terjadi menyusul pengurangan subsidi pangan dan bahan bakar.
Di Mesir, kenaikan harga pangan juga telah menjadi salah satu penyebab kerusuhan di negara itu. Desember tahun lalu, beberapa kalangan telah memperingatkan akan munculnya krisis pangan di negara itu. Akan tetapi, tidak ada tindakan yang nyata. Saat berdemonstrasi, warga meneriakkan tuntutan agar harga pangan segera diturunkan.
Presiden Mesir Hosni Mubarak telah meminta pemberian subsidi harga pangan serta mengupayakan pengendalian inflasi untuk meredakan unjuk rasa dan kerusuhan yang terjadi di sejumlah tempat.
Korban            :
Enam wartawan dari stesyen televisyen satelit Al Jazeera edisi bahasa Inggeris baru-baru ini dilaporkan ditahan buat beberapa ketika dan kemudian dilepaskan oleh pihak tentera Mesir. Tetapi alat kelengkapan kamera mereka masih dirampas dan berada dalam tangan pihak berkuasa.
Bukan itu sahaja. Sebelum ini, regim Hosni Mubarak mengambil tindakan untuk menutup biro Al-Jazeera di Mesir kerana nampaknya disebabkan pelaporan beritanya yang meluas dan kritis tentang pergolakan di Mesir yang tidak disenangi regim itu.
Kejadian ini bukanlah sesuatu yang luar biasa khususnya bagi orang Mesir dan juga pemerhati media kerana sebelum tercetusnya konflik dan protes besar-besaran di Mesir ini sudahpun berlaku di masa lalu beberapa kes wartawan dan blogger ditahan dan juga dihadapkan ke mahkamah atas alasan "keselamatan negara" dan sebagainya. Atau sekurang-kurangnya tindakan pemerintah ini adalah bertujuan untuk cuba menakut-nakutkan pihak media dan wartawan tertentu.
KAIRO--MICOM: Seorang wartawan Mesir yang terluka pada saat awal demonstrasi terhadap pemerintahan Presiden Hosni Mubarak telah meninggal karena lukanya, isterinya mengatakan pada televisi Al Jazeera, Jumat (4/2).

Ahmed Mohammed Mahmoud, yang bekerja pada harian milik pemerintah Al-Ahram, meninggal pada 29 Januari pada saat demonstrasi yang dimulai empat

hari sebelumnya terhadap kemiskinan, korupsi dan tekanan politik. Ia adalah wartawan pertama yang diketahui tewas karena pergolakan itu.
Jumlah korban tewas akibat pergolakan politik di Yaman bertambah menjadi 12 orang. Mereka tewas saat menuntut Ali Abdullah Shaleh mundur dari kursi kepresidenannya.

Satu korban baru tewas tertembak di dekat Universitas Sana'a. Saat itu korban terlibat bentrokan antara demonstran antipemerintah dengan massa pendukung Ali Abdullah. Bentrokan itupun melukai belasan orang.